Sejarah Perjalanan HKI (Huria Kristen Indonesia), Dari Waktu ke Waktu
0 VIEWS
Huria Kristen Indonesia (HKI), lahir, tumbuh, dan hidup dari dan oleh Firman Allah, dan menjadi perwujudan persekutuan orang yang percaya kepada Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus, Allah Yang Maha Esa.
HKI merupakan bagian dari Gereja Yang Kudus dan Am, yang terpanggil dan terpilih serta diutus oleh Tuhan Yesus Kristus untuk penyataan tubuhNya di dunia ini (Roma 12: 5; 1 Korintus 12: 27; Kisah Rasul 2: 40 – 57; Efesus 4:16).
HKI juga merupakan perwujudan dan pertumbuhan dari hadirnya Injil di tanah Batak, yang disampaikan oleh penginjil yang diutus oleh Badan Zending RMG (Rheinische Mission Gesellschaft) dari negeri Jerman.
Diantara penginjil itu adalah Pdt. DR. Ingwer Ludwig Nommensen (digelari; Rasul Bangsa Batak).
Di bawah pimpinannya, orang Batak dibawa ke luar dari kegelapan menuju terang Firman Allah (bnd. 1 Petrus 2:9), dan dari itu orang Batak mendirikan gereja-gereja yang mandiri, yang merupakan anugerah Tuhan Allah.
Salah satu gereja yang merupakan buah pemberitaan Firman Allah di tanah Batak adalah Hoeria Christen Batak (HChB), yang dideklarasikan berdiri sejak 1 Mei 1927 di Pantoan, Pematang Siantar, di hadapan wakil pemerintah, dan yang diakui secara resmi oleh Pemerintah Belanda sebagai vereniging yang berbadan hukum dengan Besluit Nomor 29 tanggal 27 Mei 1933, dan yang dapat melaksanakan sakramen (baptisan dan Perjamuan Kudus) dengan Besluit Nomor 17 tanggal 6 Juli 1933.
Pada Sinode Hoeria Christen Batak yang ke-29 tanggal 16-17 November 1946 di jemaat HChB/HKI Patane-Porsea, Tapanuli Utara (sekarang Kab. TOBA), nama Hoeria Christen Batak diganti dan diperluas menjadi Huria Kristen Indonesia (disingkat: HKI), yang diakui dan disahkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai organisasi gerejawi di Indonesia, dengan Besluit Nomor Dd/pdak/137/68 tanggal 1 Januari 1968.
Kemudian pengakuan itu diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama Nomor 178 tahun 1991.
Untuk mewujudkan tugas panggilannya, HKI melaksanakan pelayanan kasih, Sakramen Kudus, dan Pemberitaan Injil ke seluruh umat manusia (Markus 16:15; Matius 18:19-20), supaya segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa” (Filipi 2:11).
Berikut ini Sejarah Perjalanan HKI dari waktu ke waktu:
07 Oktober 1861
Empat pendeta (Pdt. Heine, Pdt. Klammer, Pdt. Betz, Pdt. Van Asselt) bersepakat memulai pekerjaan Pemberitaan Injil di Tanah Batak dengan terorganiser di bawah Badan Zending RMG (Reinische MissionGesellschaft).
01 Mei 1927
Hoeria Christen Batak (HChB) dideklarasikan berdiri di Pantoan Batuopat, Pematangsiantar, dan menjadi hari lahir HChB yang kemudian bernama Huria Kristen Indonesia (HKI).
01 September 1929
H.Ch.B. mulai terorganisir dan dilengkapi dengan pengurus di pusat, jemaat-jemaat, dan memiliki statute (Anggaran Dasar)
27 Mei 1933 :
HChB diakui pemerintah Hindia Belanda sebagai Vereeniging yang berbadan hukum dengan diberikannya Rechtperson No. 29. Tgl. 27 Mei 1933.
06 Juli 1933 :
HChB diakui oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai Huria yang berhak menjalankan sakramen Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus oleh para pendetanya sendiri, dengan diberikannya Besluit Nomor 17 tanggal 6 Juli 1933
01 Agustus 1933
SPG (Sekolah Pemimpin Guru) dan Sekolah Theologia diresmikan berdiri di Huta na Godang, Porsea.
9 September 1934 :
Penahbisan pertama pendeta di Hoeria Christen Batak di HChB oleh Pdt. Willy Sinaga di HKI Tornagodang
1 Agustus 1935 :
BOI (Bibel Onderwys Institut) resmi berdiri di Pantoan Pematang Siantar.
1 November 1935 :
Terbit Majalah Mutiha HChB.
1939-1940 :
Enam orang murid dan lulusan Sekolah Pendeta HChB di Pematangsiantar.
1943-1944 :
Empat belas orang murid dan lulusan Sekolah Pendeta HChB di Pematangsiantar.
16-17 November 1946 :
Sinode HChB dilaksanakan di HChB Patane Porsea, (Sinode HChB di HChB Patane Porsea). Pada Sinode ini diambil keputusan: HChB berganti nama menjadi Huria Kristen Indonesia (disingkat HKI). Pucuk Pimpinan yang berasal dari kalangan pendeta ditugaskan untuk membuat hubungan kepada gereja-gereja tetangga di dalam dan luar negeri.
29 April - 1 Mei 1967 :
Perayaan Jubileum 40 Tahun HChB/HKI di Pematangsiantar.
27 Januari 1958 :
Pengakuan Pendaftaran Kementerian Agama RI No.: A.VIII 29258
29 Oktober 1967 :
Sidang DGI (Dewan Gereja Indonesia) di Makasar mensahkan HKI jadi Gereja Anggota DGI.
11 Januari 1968 :
Pengakuan Badan Hukum selaku Kerkgenootschaft oleh Departemen Agama RI No. DD/PDAK/D/137/1968
1968 :
Sidang East Asia Christian Conference (EACC)/Christian Conference of Asia (CCA) mensahkan HKI jadi anggota EACC/CCA.
01 Mei 1968 :
Kantor Pusat HKI yang baru diresmikan
14 Juni 1970 :
Sidang LWF (the Lutheran World Federation = Federasi Lutheran se-Dunia) di Evian Perancis mensahkan HKI jadi anggota LWF.
30 Juli 1970 :
Hubungan HKI dengan RMG ( the United Evangelical Mission (UEM) dimulai.
01 Januari 1972 : PGAKP (Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan)-HKI di Pematangsiantar resmi dimulai.
1 Mei 1974 :
Gedung Serba Guna HKI di Pematangsiantar diresmikan.
01 Nov. 1975 :
Panti Asuhan Zarfat HKI di Bah Sampuran Balata diresmikan berdiri.
24 Nov. 1975 :
Sidang DGD (WCC - World Council of Churches) di Nairobi (Afrika) mensyahkan HKI jadi anggota Dewan Gereja se Dunia.
26 Agustus 1976 : Penandatangan kesepakatan Gereja Kristen Batak (GKB) (yaitu jemaat-jemaat HChB yang tidak mau menjadi HKI tahun 1946) bergabung ke dalam HKI.
1-31 Juli 1978 :
Hubungan Partnership HKI – Der Evangelische Kirchenkreis Hamm (EKK HAMM) Jerman diikat bersamaan dengan kunjungan Ketua PP (Pimpinan Pusat) HKI, Pdt. T. J. Sitorus ke Hamm - Jerman.
30 Mei -17 Juni1981 :
Kunjungan yang bermakna sejarah oleh rombongan dari Kirchenkreis Hamm ke HKI yang dipimpin oleh Superintenden KK.Hamm, Pdt. E. A.Draheim.
01 Juni 1981 :
Terbit Majalah Bina Warga HKI.
07 Juni 1981 :
Peresmian Gedung Panti Asuhan Zarfat HKI yang baru di Bah Sampuran, Balata.
01 Oktober 1984 :
Percetakan HKI di Pematangsiantar diresmikan beroperasi.
01 April 1985 :
Poliklinik HKI Sion di Pematangsiantar diresmikan berdiri.
04 Juli - 05 Agst 1989 :
Kunjungan Pemuda HKI ke Kirchencreis Hamm Jerman.
15 Juni - 09 Juli 1990 :
Kunjungan Kedua Rombongan Kirchenkreis Hamm Jerman ke HKI.
21 Oktober 1991 :
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan masyarakat (Kristen) Protestan Departemen Agama RI Nomor 178 tahun 1991 tentang Pengakuan Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) sebagai Lembaga Keagamaan yang bersifat Gereja.
2 September - 2 Oktober 1993 :
Kunjungan Ketiga Delegasi HKI ke Kirchenkreis Hamm Jerman.
Januari - Mei 1994 :
Pangebation ni Keluarga Pfr. Egon Auge/Barbara Auge dari Kirchenkreis Hamm ke HKI.
06 Juli 1997 :
Perayaan Jubileum HKI 70 Tahun di Pematangsiantar.
19 Juli - 19 Agst-1997 :
Kunjungan Rombongan Pemuda Kirchenkreis Hamm Jerman ke HKI.
2 Agustus 2001 :
Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 10-V-2001 tanggal 2 Agustus 2001 tentang Penunjukan Huria Kristen Indonesia (HKI) sebagai badan hukum yang dapat Mempunyai tanah dengan hak miliknya.
1-31 Mei 2002 :
Perayaan Jubileum 75 Tahun HKI di setiap Daerah.
Juli 2005 :
Pengesahan Tata Gereja HKI Tahun 2005 pada Sinode ke 57 HKI tanggal. 26-31 Juli 2005, di Sukamakmur.
1 Mei - 30 Juni 2007 :
Perayaan Jubileum 80 Tahun HKI di setiap Daerah.
12-15 Agustus 2010 :
Sinode HKI ke-59 (Sinode Periode) menentukan perngkat kerja HKI di Pusat periode 2010-2015, di Hotel Micky Holiday, Berstagi, Tanah Karo.
20-23 Agustus 2013 :
Sinode HKI ke-60 (Sinode Kerja) di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung -Tapanuli Utara
20-23 Agustus 2015 : Sinode HKI ke-61 (Sinode Periode) di Retreat Center GBKP Suka Makmur Sibolangit – Deli Serdang. Pada Sinode Periode ini HKI memilih Pucuk Pimpinan (Ephorus dan Sekjen) dengan system cabut undi (Manjomput na sinurat).
1 Februari 2016 :
Penggabungan Nama Majalah HKI menjadi Mutiha Bina Warga.